Sejumlah media asing turut mewartakan gelaran debat pertama capres yang digelar pada Selasa (12/12) malam menjelang pemilu 2024 mendatang.
Media asing menyoroti debat ketiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo berjalan sengit, terutama saat membahas isu keamanan dan korupsi.
Media penyiaran Australia, ABC, melaporkan ketiga capres ini "bentrok" saat mengutarakan pendapat masing-masing terkait penegakan hak asasi manusia dan keamanan, terutama soal penanganan pelanggaran HAM masa lalu dan pemberontakan separatis di Papua.
Koran Singapura The Straits Times juga mewartakan hal serupa. Surat kabar ini menyoroti betapa sengitnya perdebatan ketiga capres bahkan sejak sesi awal acara.
"Seiring perdebatan berlangsung, mereka tidak membuang waktu untuk saling melontarkan kata-kata menyinggung dan saling menyerang. Wajah mereka memerah dan suara mereka bergetar, ketika para pendukung mereka bersorak memenuhi aula menyemangati mereka," bunyi kutipan laporan The Straits Times.
Portal berita Singapura, Channel NewsAsia, kantor berita Amerika Serikat Reuters hingga Prancis Agence France-Presse (AFP) juga ikut mewartakan gelaran debat pertama capres pemilu 2024 ini.
KPU menggelar debat perdana Pilpres 2024 dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.
Ketiga pasangan wakil presiden pun turut hadir dalam debat capres tadi malam yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Diberitakan Media Reuters misalnya menulis artikel berjudul "Indonesia's Prabowo expands lead over Ganjar in presidential poll". Disorot bagaimana Prabowo mengungguli kedua lawannya, bahkan disebut "memperbesar jarak antara dirinya dengan Ganjar", yang biasanya bertengger di posisi kedua.
"Dukungan terhadap Prabowo sebesar 45,8%, dalam jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, naik 6,1 poin persentase dari bulan sebelumnya," tulis media itu mengutip lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Senin (11/12/2023).
"Sementara dukungan Ganjar turun 4,4 poin menjadi 25,6% pada riset 23 November-Desember," tambahnya.
Prabowo sendiri disebut kini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) sementara Ganjar adalah mantan Gubernur Jawa Tengah. Keduanya dikatakan cukup populer untuk menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Prabowo dan Ganjar ... adalah kandidat utama untuk menggantikan Presiden Joko Widodo yang populer setelah satu dekade berkuasa pada pemilu 14 Februari di kepulauan Asia Tenggara yang berpenduduk 270 juta orang, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," tulisnya.
"Turut mencalonkan diri adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan," jelasnya lagi.
Sementara itu, Nikkei Asia menulis artikel berjudul "Indonesian presidential candidates launch populist charm offensives". Disorot pula bagaimana Prabowo menjaring suara dengan bertransformasi menjadi populis.
Diberitakan Media Reuters misalnya menulis artikel berjudul "Indonesia's Prabowo expands lead over Ganjar in presidential poll". Disorot bagaimana Prabowo mengungguli kedua lawannya, bahkan disebut "memperbesar jarak antara dirinya dengan Ganjar", yang biasanya bertengger di posisi kedua.
"Dukungan terhadap Prabowo sebesar 45,8%, dalam jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, naik 6,1 poin persentase dari bulan sebelumnya," tulis media itu mengutip lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Senin (11/12/2023).
"Sementara dukungan Ganjar turun 4,4 poin menjadi 25,6% pada riset 23 November-Desember," tambahnya.
Prabowo sendiri disebut kini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) sementara Ganjar adalah mantan Gubernur Jawa Tengah. Keduanya dikatakan cukup populer untuk menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Prabowo dan Ganjar ... adalah kandidat utama untuk menggantikan Presiden Joko Widodo yang populer setelah satu dekade berkuasa pada pemilu 14 Februari di kepulauan Asia Tenggara yang berpenduduk 270 juta orang, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," tulisnya.
"Turut mencalonkan diri adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan," jelasnya lagi.
Sementara itu, Nikkei Asia menulis artikel berjudul "Indonesian presidential candidates launch populist charm offensives". Disorot pula bagaimana Prabowo menjaring suara dengan bertransformasi menjadi populis.